Kontestasi politik di DKI Jakarta jelang Pemilihan Gubernur DKI 2017 semakin memanas. Para bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur sudah mulai sering tampil ke publik dan melakukan pendekatan-pendekatan ke masyarakat Jakarta. Namun sebenarnya apa saja yang akan mereka lakukan untuk Jakarta?
Dalam diskusi Perspektif Jakarta pada hari Sabtu, 8 Oktober 2016, bakal calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, mengatakan bahwa pasangan Anies dan Sandi menawarkan Jakarta yang lebih baik kedepannya khususnya dalam bidang kesejahteraan, dengan fokus pada beberapa hal. Pertama adalah biaya hidup yang didalamnya termasuk biaya transportasi, biaya perumahan, dan lain sebagainya. Kedua adalah penciptaan lapangan kerja. Adapun muara dari penciptaan lapangan kerja berdasarkan pada tiap kecamatan. “Satu kecamatan akan mengubah pola pikir dari para UKM, mereka bukan lagi menjadi pencari lapangan kerja melainkan penyedia lapangan kerja,” ucap Sandi di diskusi tersebut. Sementara itu, bakal calon Wakil Gubernur yang akan mendampingi Agus Harimurti Yudhoyono, Sylviana Murni, juga memaparkan program untuk Jakarta yang lebih baik.
Menanggapi pernyataan dari Sandiaga Uno, salah satu tim sukses Ahok-Djarot, Bestari Barus, mengatakan bahwa visi Ahok-Djarot apabila terpilih kembali menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2017-2022 adalah ingin menjadikan Jakarta sebagai etalase Indonesia yang modern, rapi, manusiawi, dan juga fokus kepada peningkatan kapasitas dari Sumber Daya Manusia itu sendiri. Bestari pun juga sempat meluruskan istilah penggusuran yang kerap bergulir di tengah masyarakat. “Saya dapat katakan bahwa kata relokasi lebih tepat dibanding penggusuran. Relokasi yang dimaksud masyarakat diartikan sebagai menggusur dan memindahkan dengan paksa. Namun, menurut pemikiran kami, itulah yang sebaiknya harus dilakukan untuk memanusiakan warga Jakarta yang tinggal. Tidak semata memindahkan kemudian selesai, tetapi rangkaian kehidupan dicoba dan diterapkan di masing-masing rusun,” ucap Bestari Barus.
Pengamat politik dari Formappi, Sebastian Salang mengatakan bahwa saat ini memang warga Jakarta sudah punya 3 pasang bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur. Ketiga pasang calon ini berusaha untuk meyakinan publik akan programnya masing-masing. Namun perlu diingat bahwa dari antara mereka, ada satu pasangan incumbent yang sudah nyata kinerjanya. “Incumbent sebetulnya sudah memberikan kepada publik hal-hal yang akan dikerjakan dan publik sudah melihat itu. Sementara 2 paslon ini sedang berusaha keras untuk meyakinkan publik Jakarta dengan gagasan-gagasan mereka dengan visi misi dan program-program yang bisa mewujudkan visi besar yang mereka kembangkan,” papar Sebastian Salang.
Sebastian pun memberikan tanggapan atas pernyataan Sandiaga Uno yang sebelumnya sempat menjelaskan bahwa pasangan Anies-Uno ingin membangun masyarakat Jakarta yang beradab dan yang merasakan keadilan secara merata. “Ini visi yang menarik tapi pekerjaan penting adalah bagaimana meyakinkan publi dengan program yang realistis,” ucap Sebastian. Sementara itu, menanggapi program Agus-Sylvi yaitu mewujudkan Jakarta yang lebih baik, Sebastian mengatakan bahwa semua warga Jakarta punya mimpi yang sama untuk Jakarta yang lebih baik dan lebih hijau. Namun Sebastian mempertanyakan, demi mewujudkan Jakarta hijau, Jakarta harus punya lahan yang cukup untuk membangun daerah-daerah hijau dan taman-taman hijau. “Maka pertanyaannya kalau tidak ada lahan, beranikah melakukan penggusuran?” tambah Sebastian.
Kemudian, wacana relokasi sempat bergulir di diskusi ini. Istilah relokasi masih blunder di tengah masyarakat Jakarta karena sebagian menganggap bahwa yang dilakukan adalah penggusuran. Menanggapi hal ini, Bestari Barus mengatakan bahwa yang dilakukan oleh Pemprov DKI adalah relokasi karena Pemprov DKI memindahkan warga Jakarta dari tempat yang tidak layak ke tempat yang layak. Kemudian, status kepemilikan dari unit rusun adalah rusunawa (Rumah Susun Sederhana Sewa) mengingat tidak mungkin setelah puluhan tahun, masyarakat yang menempati Rumah Susun tersebut merenovasi sehingga kondisinya baik. “Oleh karena itu, biaya renovasi dibebankan ke Pemprov DKI supaya Pemprov berkewajiban untuk mempertahankan kondisi Rusun supaya terus baik dan layak tinggal,” ucap Bestari Barus.
Tidak berhenti sampai disitu, Bestari Barus juga mengatakan bahwa selain relokasi, Pemprov DKI juga concern menyediakan program yang menyentuh pada masyarakat langsung. “Kaitannya bagaimana Sumber Daya Manusia di DKI ada banyak Balai Latihan Kerja yang sudah didirikan. Yang namanya pekerjaan di Jakarta banyak sekali, namun tentu para penyelenggara usaha sangat berharap bahwa tenaga kerja itu sendiri harus siap pakai. Maka itulah arah kebijakan dari Gubernur dan Pemprov DKI untuk meningkatkan latihan-latihan dari Balai Latihan Kerja untuk kemudian disertifikasi dan disalurkan.,” ucap Bestari Barus.