Survei tentang peta politik Jawa Barat menjelang hari pemungutan suara ini dilakukan di 27 kabupaten/kota pada tanggal 5-9 April 2019. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara tatap muka terhadap 945 responden yang dipilih menggunakan metode acak bertingkat (multistage random sampling) dengan margin of error sebesar +/- 3,1 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Tujuan survei ini untuk melihat bagaimana pertarungan perebutan suara dari Jokowi-Ma’ruf dan Prabowo-Sandiaga di Jawa Barat yang dikenal sebagai dapil terbesar. Terdapat beberapa temuan menarik;
Pertama, dari segi elektabilitas, pasangan Jokowi-Ma’ruf unggul dengan perolehan 40,0 persen, sedangkan perolehan Prabowo-Sandiaga sebesar 35,1 persen, pemilih yang memutuskan tidak memilih (golput) sebesar 2,0 persen, dan yang memilih tidak menjawab sebesar 22,9 persen. Suara Jokowi meningkat jauh dibandingkan perolehan di Pemilu 2014. Salah satu penjelasnya ada pada analisa tabulasi silang (cross tabulation) wilayah.
Kedua, berdasarkan sebaran wilayah, suara pemilih Jokowi mengalami peningkatan. Jika pada pilpress 2014, Jokowi unggul di wilayah Pantura (Kab. Cirebon, Kota Cirebon, Kab. Indramayu, Kab. Subang), maka pada kontestasi kali ini Jokowi unggul di basis wilayah yang memiliki DPT cukup besar seperti; Bandung Raya (Kab. Bandung, Kab. Bandung Barat, Kota Bandung, Kab. Cimahi, dan Kab. Sumedang) dengan persentase 45,1 persen. Sedangkan Prabowo-Sandiaga unggul di wilayah Pemalayon (Kab. Bekasi, Kota Bekasi, Kab. Karawang, Kab. Purwakarta, Kota Depok) dengan 44,4 persen, Priangan Barat (Kota Bogor, Kab. Bogor, Kab. Cianjur, Kota Sukabumi, Kab. Sukabumi) dengan 43,9 persen, dan Priangan Timur (Kab. Ciamis, Kab. Garut, Kab. Pangandaran, Kota Banjar, Kab. Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya) dengan 42 persen.
Ketiga, berdasarkan tabel sebaran pemilih terkait dengan kemantapan pilihan, dari 40,0 persen elektabilitas Jokowi-Ma’ruf, sebesar 48,8 persen dari persentase tersebut telah mantap memilih Jokowi-Ma’ruf, hanya 24,3 persen yang masih mungkin berubah. Artinya separuh lebih pemilih Jokowi-Ma’ruf mayoritas sudah solid untuk mendukung kemenangan di Pilpres 2019. Berbeda dengan pemilih Prabowo-Sandiaga, dari 35,1 persen elektabilitas Prabowo-Sandiaga, sebesar 38,8 persen dari persentase tersebut telah mantap memilih Prabowo-Sandiaga, di sisi lain sebesar 35,7 persen masih mungkin berubah. Artinya, separuh dari pemilih Prabowo-Sandiaga belum solid memilih. Dengan kata lain, Prabowo-Sandiaga berpotensi kehilangan separuh suara dari 38,8 persen elektabilitasnya. Meski demikian, perlu untuk diperhatikan angka 24,9 persen yang masih belum menentukan pilihan.
Keempat, berdasarkan sebaran etnisitas, pemilih etnis Jawa dan Sunda yang merupakan dua etnis terbesar lebih memilih Jokowi-Ma’ruf. Sebesar 55,1 persen pemilih suku Jawa memilih Jokowi-Ma’ruf, sedangkan 30,9 persen memilih Prabowo-Sandiaga. Sebesar 37,1 persen pemilih Sunda memilih Jokowi-Ma’ruf sedangkan 34,8 persen memilih Prabowo-Sandiaga. Pemilih dengan latar belakang suku Betawi (61,1 persen), Melayu (66,7 persen) dan Minang (55,6 persen) paling banyak memilih Prabowo-Sandiaga.
Kelima, pertanyaan terkait dengan ekonomi, ketika responden ditanya terkait dengan penghasilan rumah tangga selama satu tahun terakhir, sebanyak 50,5 persen mengatakan penghasilan rumah tangga meningkat, sebesar 39,2 persen mengatakan penghasilan menurun, dan sebanyak 10,4 persen tidak menjawab pertanyaan.
Keenam, apresiasi kinerja ekonomi berimbas pada elektabilitas. Pada pertanyaan terkait dengan pasangan calon mana yang paling dapat memperjuangkan kesejahteraan masyarakat di Jawa Barat. Masyarakat yang menjawab Jokowi-Ma’ruf sebesar 43,1 persen, Prabowo-Sandiaga sebesar 31,1 persen, dan masyarakat yang tidak menjawab 25,8 persen. Hasil ini menunjukkan bahwa performa dalam bidang ekonomi dan kesejahteraan sosial dari Jokowi dinilai lebih unggul dibandingkan Prabowo.
Ketujuh, pada pertanyaan apakah Anda puas dengan kinerja Ridwan Kamil, sebesar 54,5 persen mengatakan puas, 18,3 persen mengatakan tidak puas, dan sebesar 27,2 persen masyarakat tidak menjawab. Pada pertanyaan tokoh mana yang paling dihormati, Ridwan Kamil mendapatkan persentase tertinggi dengan 30,3 persen. Secara umum, hal ini menunjukkan bahwa meski baru tujuh bulan menjadi Gubernur Jawa Barat, kinerja Ridwan Kamil sangat diapresiasi oleh masyarakat Jawa Barat,
Kedelapan, ketika diberi pertanyaan apakah percaya bahwa KPU RI akan melaksanakan pemilu dengan adil dan profesional, sebesar 78,9 persen menjawab percaya, sebesar 12,3 persen menjawab tidak percaya, dan sebesar 8,7 persen masyarakat tidak menjawab. Hasil ini menunjukkan bahwa masyarakat Jawa Barat tidak terpengaruh berita hoax terkait KPU seperti suara tercoblos atau KPU RI berpihak.
Kesembilan, ketika diberi pertanyaan apakah percaya bahwa Bawaslu RI mengawasi tahapan pemilu dengan adil dan profesional, sebesar 78,1 persen menjawab percaya, sebesar 11,3 persen tidak percaya, dan sebesar 10,6 persen masyarakat tidak menjawab. Hasil ini menunjukkan bahwa integritas Bawaslu RI sangat dipercaya oleh masyarakat Jawa Barat.
Narahubung: Hartanto Rosojati (081228599876)