Tren Penggunaan Media oleh Masyarakat Indonesia 2018-2020

Dari medio 2018 hingga 2020, Populi Center melakukan beberapa kali survei dan menanyakan beberapa set pertanyaan mengenai penggunaan media dari masyarakat yang kami wawancarai dalam survei Nasional yang kami lakukan. Secara garis besar, pertanyaan mengenai penggunaan media atau media habit kami konstruksikan dalam dua set pertanyaan besar, yakni pertanyaan terkait media konvensional seperti surat kabar dan televisi, serta pertanyaan terkait dengan media digital seperti penggunaan media sosial hingga akses berita media online. Hasil survei dalam kurun waktu 2 tahun (2018 – 2020) menunjukkan beberapa temuan yang menarik.

Pada pertanyaan “Stasiun televisi apa yang paling sering Anda lihat dalam waktu seminggu terakhir?”, hasil menunjukkan bahwa dalam dua tahun terakhir, TV One menjadi stasiun televisi yang paling sering dilihat dengan 29,5 persen, diikuti dengan Indosiar di urutan kedua dengan 16,4 persen, Metro TV (9,1 persen) diperingkat ketiga, dan RCTI (8,7 persen) pada peringkat keempat, serta SCTV (7,1 persen) di peringkat kelima. Data menunjukkan bahwa persentase penonton Metro TV mengalami penurunan cukup signifikan, berbanding terbalik dengan Indosiar yang mengalami kenaikan cukup tinggi. Catatan lain yang perlu untuk diperhatikan ada pada persentase penonton TV One yang turut mengalami penurunan tajam hingga sebesar 10 persen (Grafik 1. Stasiun Televisi).

Grafik 1. Stasiun televisi yang paling sering ditonton

“Jumlah

Pada pertanyaan “Dalam satu bulan terakhir ini, surat kabar manakah yang paling sering Anda baca?”, hasil menunjukkan bahwa masyarakat paling banyak membaca surat kabar Kompas (4,0 persen), disusul oleh Jawa Pos (1,0 persen), Koran Tempo (0,8 persen), Pikiran Rakyat (0,6 persen), Media Indonesia (0,6 persen), dan Republika (0,6 persen). Meski respons paling banyak membaca surat kabar Kompas, justru mayoritas masyarakat menjawab tidak membaca koran sebesar 85,5 persen (Grafik 2. Surat Kabar). Hasil ini menunjukkan bahwa dari waktu ke waktu masyarakat semakin banyak beralih ke media online untuk dapat mengakses berita atau informasi lainnya. Akses terhadap berita semakin dipermudah dengan banyaknya masyarakat yang mengaku mengakses internet menggunakan telepon seluler (57,5 persen), meskipun persentase masyarakat yang tidak memiliki akses internet juga cukup tinggi dengan 41,1 persen (Grafik 3. Akses Internet). Kedua pertanyaan ini (stasiun televisi dan surat kabar) kami tanyakan kepada masyarakat hingga survei bulan Februari 2021.

Grafik 2. Surat kabar yang paling sering dibaca

“Surat

Banyaknya masyarakat yang mengakses internet melalui telepon seluler, diikuti pula oleh tingginya intensitas akses media sosial. Ketika masyarakat ditanya “Berapa sering Anda mengakses media sosial setiap hari?”, mayoritas masyarakat menjawab setiap jam dengan 24,7 persen, disusul sehari 3 kali atau lebih dengan 20,1 persen, 1-3 kali sehari dengan 8,8 persen, dan sekali dalam 2 hari atau lebih dengan 5,2 persen. Hasil ini menunjukkan bahwa intensitas masyarakat dalam mengakses internet cukup tinggi, meskipun angka masyarakat yang tidak menjawab pertanyaan ini juga cukup tinggi dengan 41,2 persen. Terdapat hal yang menarik dari data intensitas akses internet (Grafik 4. Intensitas Akses Internet), data menunjukkan kecenderungan masyarakat untuk mulai menjawab intensitas menggunakan media sosial seiring dengan menurunnya persentase masyarakat yang tidak menjawab pertanyaan. Hal ini dapat dipahami mengingat mulai dari bulan Februari 2018 hingga April 2019, intensitas politik nasional meninggi seiring makin dekatnya pemilu serentak tahun 2019. Pertanyaan terkait dengan akses internet dan intensif akses internet tidak kami masukan dalam kuesioner di survei bulan November 2019.

Grafik 3. Pengguna aktif internet

“Akes

Grafik 4. Intensitas akses media sosial

“Akes

Ketika ditanyakan jenis media sosial yang digunakan ketika sedang menggunakan internet. Mayoritas masyarakat mengakses WhatsApp (59,4 persen), angka ini meningkat dari waktu ke waktu mulai dari bulan Februari 2018 hingga Oktober 2020. Pada peringkat kedua, masyarakat banyak mengakses Youtube dengan 47,7 persen, disusul Facebook dengan 46,2 persen dan Instagram dengan 26,7 persen. Meningkatnya akses terhadap Youtube dan Instagram cukup menarik untuk dicermati, barangkali peningkatan ini disebabkan pandemi COVID-19 yang membuat akses terhadap kedua platform tersebut meningkat. Terutama sejak banyak daerah menerapkan kebijakan Work From Home (WFH) dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kebijakan WFH yang banyak menggunakan koneksi internet sebagai sumber daya utama dalam bekerja, memungkinkan peningkatan akses pada kedua platform ini. Pada posisi paling bawah, terdapat akses terhadap LINE dengan 7,8 persen dan Twitter dengan 7,7 persen (Grafik 5. Jenis Media Sosial). Untuk opsi jawaban Youtube, opsi ini baru kami masukkan dalam survei di bulan Agustus 2018, sedangkan untuk opsi jawaban LINE baru kami masukkan pada survei bulan Desember 2018.

Grafik 5. Jenis media sosial yang paling banyak diakses

“Jenis

Pada pertanyaan “Dari sosial media berikut, mana yang menjadi sumber informasi politik Anda?”, masyarakat menjawab Facebook dengan 19,1 persen sebagai media sosial paling utama untuk mengakses sumber informasi politik, disusul dengan Youtube (13,1 persen), WhatsApp (11,8 persen), Instagram (5,2 persen), dan Twitter (2,0 persen). Meski Facebook merupakan media sosial yang paling banyak diakses untuk mendapatkan informasi politik, namun mayoritas masyarakat tidak menjawab ketika diajukan pertanyaan ini dengan 48,8 persen (Grafik 6. Media Sosial Sumber Informasi Politik). Pertanyaan mengenai media sosial sebagai sumber informasi politik mulai dimasukkan ke dalam kuesioner sejak survei bulan Agustus 2018.

Grafik 6. Jenis media sosial yang paling banyak dijadikan sumber Informasi Politik

“Jenis

Pada pertanyaan “Dalam satu bulan terakhir, media online apakah yang paling sering Anda akses?”, masyarakat menjawab sering mengakses Kompas.com (13,7 persen), disusul Detik.com (6,3 persen), Tribun News (5,9 persen) dan CNN Indonesia (2,4 persen). Meskipun Kompas.com berada pada peringkat pertama, namun mayoritas masyarakat menjawab tidak tahu atau tidak menjawab pertanyaan ini dengan 66,6 persen (Grafik 7. Media Online). Lebih tingginya persentase akses terhadap media online dibandingkan media konvensional selaras dengan data mayoritas masyarakat Indonesia yang banyak menggunakan internet untuk mendapatkan informasi. Pertanyaan mengenai media online baru kami masukkan ke dalam kuesioner pada survei bulan Februari 2019.

Grafik 7. Media online yang paling banyak diakses

“Jenis

Secara umum, tren data penggunaan media oleh masyarakat Indonesia dari tahun 2018 hingga 2020 menunjukkan semakin banyaknya masyarakat Indonesia yang beralih dari media konvensional atau media cetak ke media online sebagai basis utama untuk mencari sumber informasi. Adapun media sosial yang paling banyak digunakan adalah WhatsApp. Hal ini menunjukkan bahwa platform digital dengan fokus pada interaksi secara langsung dan intensif antar personal seperti WhatsApp, menjadi sumber utama dibandingkan platform seperti Youtube maupun Instagram.

Bagikan:

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print
Post

Postingan Terkait

id_IDIndonesian