Kawasan Indonesia Timur secara historis pernah menjadi pusat perhatian dunia sejak abad ke-17 sampai kurang lebih akhir abad ke-18. Kayu cendana, kayu manis, cengkih, pala, dan fuli atau lawang menjadi komoditas yang sangat mahal harganya di pasar internasional di Eropa waktu itu. Tapi sejak Belanda memilih Pulau Jawa sebagai pusat politik dan ekonominya, kawasan ini menjadi wilayah yang terus-menerus mengalami marginalisasi politik dan ekonomi sampai dekade-dekade awal abad ke-21.