Populi Center melakukan Survei Nasional pada 12–20 Oktober 2025 untuk melihat bagaimana masyarakat menilai perkembangan kinerja pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka setelah satu tahun menjabat. Survei dilakukan melalui wawancara tatap muka di 120 kelurahan dan desa yang tersebar di 38 provinsi. Sejumlah 1.200 responden dipilih secara acak bertingkat, dengan margin of error ±2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Pemilihan sampel di setiap wilayah ditentukan secara proporsional mempertimbangkan jumlah Daftar Pemilih Tetap yang ditetapkan KPU pada pemilu 2024. Survei dilakukan melalui pendanaan internal.
Ketika diminta membandingkan kondisi ekonomi rumah tangga dalam setahun terakhir, sebagian masyarakat (33,2 persen) mengaku penghasilannya meningkat, sementara kelompok yang menyatakan penghasilannya menurun jumlahnya sedikit lebih besar (41,1 persen), dan sebagian lainnya menilai kondisi ekonominya tidak mengalami perubahan (25,7 persen).
Penilaian terhadap situasi nasional menunjukkan bahwa sejumlah bidang dinilai berjalan baik, terutama bidang pembangunan manusia dan kebudayaan (75,8 persen), pemberdayaan masyarakat (74,6 persen), serta infrastruktur dan pembangunan kewilayahan (72,6 persen). Publik juga memberikan tingkat keyakinan yang cukup tinggi terhadap sejumlah program prioritas pemerintah di masa mendatang, di mana Swasembada pangan (67,9 persen) menjadi program yang paling diyakini dapat terwujud, disusul pemberantasan korupsi (58,5 persen), dan pengentasan kemiskinan (56,7 persen).
Dalam hal kepemimpinan nasional, mayoritas masyarakat (81,7 persen) menyatakan keyakinannya bahwa Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mampu membawa Indonesia menjadi lebih baik. Sementara sebagian lainnya merasa tidak yakin (16,6 persen), dan tidak menjawab (1,7 persen).
Berdasarkan analisis sebaran pilihan Presiden tahun 2024, ketidakyakinan terhadap Pemerintahan Prabowo – Gibran datang dari pemilih Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar (36,9 persen), dan pasangan Ganjar Pranowo – Mahfud MD (34,1 persen). Sementara berdasarkan pilihan partai, kepercayaan yang rendah berasal dari pemilih PKS (26,1 persen), PDIP (23,5 persen), Golkar (20,3 persen), Demokrat (18,8 persen), Nasdem (18,6 persen), dan PKB (18 persen).
Masyarakat menyatakan telah mengetahui sejumlah program pemerintah yang berjalan pada periode ini, terutama Program Makan Bergizi Gratis (96,3 persen), program bantuan sosial (94,8 persen), serta pemeriksaan kesehatan gratis di Puskesmas (80,6 persen). Tingkat kepuasan terhadap beberapa program utama juga tergolong cukup tinggi. Pemeriksaan kesehatan gratis untuk anak sekolah (90,8 persen) dan layanan kesehatan gratis di Puskesmas (89,1 persen) mendapatkan apresiasi terbesar, disusul kebijakan peningkatan gaji guru dan tenaga pendidikan (83,2 persen).
Antusiasme masyarakat terhadap program kesehatan gratis tercermin dari tingginya kesediaan mereka (95,2 persen) untuk ikut serta apabila program tersebut tersedia di wilayahnya. Terkait program-program pemerintah selama satu tahun terakhir, publik menganggap Program Makan Bergizi Gratis (51,2 persen) sebagai capaian paling membanggakan, disusul upaya penguatan pertahanan (12,1 persen), dan diplomasi internasional (10,3 persen).
Penilaian masyarakat terhadap penyelenggaraan MBG juga cukup positif. Banyak yang menilai program ini melibatkan partisipasi masyarakat (75,7 persen), tepat sasaran (71 persen), telah menyajikan makanan dengan kualitas yang baik (70,4 persen), dinilai mampu menggerakkan ekonomi lokal (69,4 persen), dan pengawasan pada penyedia layanan MBG yang juga berjalan baik (57,3 persen). Meski demikian, publik juga menyoroti sejumlah aspek yang dinilai perlu diperbaiki, seperti perlunya pengawasan yang lebih kuat terhadap penyedia layanan (18,8 persen), pelaksanaan uji kelayakan sebelum dapur operasional dibuka (17,6 persen), serta memprioritaskan penerima program bagi masyarakat berpenghasilan rendah (15,8 persen). Publik juga memandang pedagang pasar (30,2 persen) dan penyedia layanan dapur/SPPG (29,4 persen) sebagai pihak yang paling diuntungkan dari keberadaan MBG. Namun seandainya model pelaksanaan dapat MBG diubah, sebagian besar masyarakat lebih menyukai program tersebut disalurkan langsung kepada orang tua siswa (47,9 persen).
Pada isu nasional lain, mayoritas masyarakat yakin dengan kemampuan pemerintah menyediakan lapangan pekerjaan (60,1 persen), meskipun proporsi yang meragukan juga cukup besar (37,7 persen) sehingga perlu menjadi perhatian serius. Jumlah yang menilai pemerintah sudah tanggap terhadap keinginan masyarakat juga sedikit lebih besar (52,2 persen) dibanding yang menilainya kurang tanggap (46,1 persen). Ketika diminta menyebutkan persoalan paling menonjol selama satu tahun pemerintahan berjalan, masyarakat menyoroti sulitnya lapangan pekerjaan (33,8 persen), isu korupsi pejabat (29,6 persen), serta kinerja aparat penegak hukum (9,9 persen).
Survei juga memotret tingkat kesukaan terhadap sejumlah tokoh. Dedi Mulyadi (94,9 persen) dan Prabowo Subianto (94,4 persen) menempati posisi tertinggi dalam tingkat kesukaan publik, disusul beberapa tokoh lain seperti Purbaya Yudhi Sadewa (89,6 persen), Teddy Indra Wijaya (85,3 persen), Joko Widodo (81,9 persen), dan Gibran Rakabuming Raka (79,7 persen).
Dalam penilaian kinerja menteri, publik paling banyak menyebut Andi Amran Sulaiman (9,8 persen), Purbaya Yudhi Sadewa (9 persen), dan Agus Harimurti Yudhoyono (7,8 persen) sebagai tiga nama dengan kinerja terbaik. Untuk tingkat kepercayaan terhadap lembaga negara, TNI (87,9 persen), Presiden (87,1 persen), dan Badan Gizi Nasional (72,2 persen), merupakan tiga institusi paling dapat dipercaya saat ini.
Terkait politik dan kepemiluan, apabila pemilu dilakukan hari ini, mayoritas masyarakat menyatakan akan memiih Prabowo Subianto (37,8 persen) sebagai Presiden, disusul Dedi Mulyadi (16,5 persen), dan Anies Baswedan (9,3 persen). Sementara itu, Gibran Rakabuming Raka (24,2 persen) menjadi yang paling banyak dipilih sebagai Wakil Presiden, diikuti Agus Harimurti Yudhoyono (12,1 persen), dan Dedi Mulyadi (10,3 persen). Kemudian, Partai Gerindra (26,8 persen) menjadi partai dengan dukungan tertinggi apabila pemilihan legislatif dilaksanakan hari ini, disusul PDI Perjuangan (12,4 persen), dan Partai Golkar (10,3 persen).
Dalam hal preferensi cara memilih, mayoritas masyarakat lebih menyukai pemilihan anggota legislatif secara langsung dengan memilih nama calon di surat suara (84,3 persen), bukan melalui tanda gambar partai (13 persen). Dukungan terhadap mekanisme pemilihan kepala daerah secara langsung juga sangat kuat, di mana sebagian besar masyarakat lebih menyukai gubernur dipilih melalui pemilihan umum (89,6 persen), dibanding ditunjuk oleh Pemerintah Pusat (5,8 persen) atau dipilih oleh DPRD Provinsi (2,3 persen). Pola yang sama juga terlihat pada cara memilih bupati/walikota, sebagian besar masyarakat lebih suka memilih langsung (94,3 persen) daripada dipilih oleh DPRD Kabupaten/Kota (4,1 persen)
Narahubung
Dimas Ramadhan | Peneliti Populi Center
+62 857-2127-7487



