Forum Populi: Road to 2024 Elections: Who Captures the "Jokowi Effect"?

Populi Center, lembaga penelitian kebijakan dan opini publik yang bersifat non-profit, menyelenggarakan Survei Nasional mulai tanggal 4 Mei hingga 12 Mei 2023. Sampel responden tersebar secara proporsional di 38 provinsi di Indonesia, termasuk di 4 (empat) Daerah Otonomi Baru yaitu Papua Tengah, Papua Barat Daya, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan. Tujuan survei untuk mengetahui persepsi masyarakat terutama terkait evaluasi kinerja Pemerintah, isu nasional yang sedang menjadi perbincangan, serta dinamika jelang pemilihan umum tahun 2024.

The survey was conducted using internal funding. The data collection method in this survey was carried out through face-to-face interviews (face to face interview) with 1,200 respondents selected using stratified random methods (multistage random sampling) with Margin of Error (MoE) ± 2.83 percent and a confidence level of 95 percent. The face-to-face interview process was carried out using the Populi Center survey application.

Diskusi diawali dengan pemaparan hasil temuan dari survei nasional oleh Rafif Pemenang Imawan, Deputi Direktur Eksekutif Populi Center. Rafif menjelaskan demografi responden, kemudian survei dilakukan dengan wawancara tatap muka. Jumlah responden pada survei yang dilakukan 4 Mei sampai 12 Mei 2023 sejumlah 1200 responden dari 38 provinsi. Pada diskusi kali ini juga dijelaskan kelebihan dan kekurangan survei dari survei tatap muka, by phone, dan daerah pemilihan (dapil). Menurut Rafif survei yang paling baik adalah survei tatap muka karena validitas dan verifikasinya dapat dilihat dan dibuktikan.

Setelah menjelaskan kelebihan dan kekurangan survei, Rafif melanjutkan paparannya mengenai Penilaian kinerja Jokowi dan evaluasi lembaga negara pada empat bulan terakhir dari bulan Februari hingga Mei, secara umum demokrasi pada bulan Mei mengalami penurunan. Kemudian Pencasila dan Isu Nasional selama empat bulan terakhir dari Februari hingga Mei 2023, dari data yang dipaparkan Sila  dalam Pancasila yang belum diamalkan yaitu sila kelima yaitu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Kemudian saat responden ditanya tentang keberadaan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) secara umum responden belum mengetahui lembaga BPIP. Pemaparan survei diakhiri dengan dinamika politik menuju Pemilu 2024, menariknya terdapat nama baru yaitu Gibran Rakabuming Raka pada elektabilitas cawapres. Pada elektabilitas partai terdapat kenaikian yang tajam pada PDIP dan Partai Gerindra.

Menanggapi hasil survei dari Populi Center, Faldo Maldini (Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara) menyatakan bahwa hasil survei yang dilakukan oleh Populi Center merupakan bentuk dari tanggapan masyarakat. Angka yang dipaparkan patut disyukuri karena ini merupakan hasil kerja dari presiden. Menurutnya pada survei ini kepercayaan masyarakat pada badan yang menangani Pemilu masih baik. Faldo berharap lembaga Pemilu ini bisa bekerja maksimal dan Independen.

Jika ada Capres ingin meneruskan program presiden Jokowi dipersilahkan karena data yang dipaparkan sudah baik jadi tetap harus dilanjutkan oleh capres atau suksesor yang nanti berlaga di Pemilu 2024 karena data yang dipaparkan terlihat baik. Saat ditanya mengenai Anies tentang narasi perubahan di pemerintah, capres harus memperhatikan bagaimana cara melakukan perubahan tersebut.

Pada kesempatan yang sama, Afrimadona (Direktur eksekutif Populi Center) menyatakan bahwa secara umum bila melihat Jokowi Effect ada dua indikator, pertama endorsment. Dimana keterpilihan Jokowi termasuk tinggi yaitu persentasenya sebesar 50 persen. Kedua, top of mind elektabilitas, karena masih ada responden yang memilih Jokowi yaitu persentasenya sebesar 7 persen. Selanjutnya masyarakat yang menyatakan ingin program Jokowi dilanjutkan sebanyak 60 persen dan representasi dari ini adalah Ganjar Pranowo. Selain itu masyarakat juga melihat Prabowo Subianto dapat melanjutkan program Jokowi. Menurutnya persepsi positif dari Jokowi dapat berpengaruh pada Ganjar dan Prabowo, namun Anies mendapatkan pengaruh negatif. Jika diperhatikan ada capres yang mau melanjutkan program Jokowi maka elaktibiltasnya bisa naik.

Sebagai penutup, Viva Yoga Mauladi (Wakil ketua umum Partai Amanat Nasional) menanggapi hasil survei Populi bahwa soal Jokowi Effect ini ada, buktinya masih banyak masyarakat yang puas dengan kinerja Jokowi. Menurutnya kepuasaan terhadap pemerintah reltif tinggi dibanding kepuasaan pemerintahan era SBY. Jokowi effect ini terbentuk dari kinerja menterinya, relawan, dan mesin partai Jokowi. Menurutnya yang akan menangkap Jokowi Effect adalah capres yang tidak antitesa dengan Jokowi.

 

contact person:
Rafif Pamenang Imawan (Researcher, Populi Center)
+62 8135727778

 

Unduh: Rilis Survei Nasional Mei 2023

Unduh: Rilis Media Survei Nasional Mei 2023

 

Share:

Facebook
Twitter
WhatsApp
E-mail
Print
Post

Related Posts

en_USEnglish