National Survey Release: Road to 2024 Elections: The Future of Development and Democracy: Measuring the Commitment of 2024 Presidential Candidates

Populi Center, lembaga penelitian kebijakan dan opini publik yang bersifat non-profit, menyelenggarakan Survei Nasional mulai tanggal 5 hingga 12 Juni 2023. Sampel responden tersebar secara proporsional di 38 provinsi di Indonesia, termasuk di 4 (empat) Daerah Otonomi Baru yaitu Papua Tengah, Papua Barat Daya, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan. Tujuan survei untuk mengetahui persepsi masyarakat terutama terkait kinerja Pemerintah, kinerja Kepolisian, dinamika jelang pemilihan umum tahun 2024, serta isu nasional yang sedang menjadi perbincangan. Selain itu, dalam survei ini juga terdapat topik mengenai kesetaraan gender dari sudut pandang masyarakat. Survei dilakukan dengan menggunakan pendanaan internal.

The data collection method in this survey was carried out through face-to-face interviews (face to face interview) dilakukan dengan menggunakan aplikasi survei Populi Center kepada 1.200 responden yang dipilih menggunakan metode acak bertingkat. Margin of Error (MoE) diperkirakan ± 2,83 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Acara diawali dengan pemaparan hasil temuan dari survei nasional Populi Center oleh peneliti Populi Center Hartanto Rosojati. Paparan dibagi ke dalam beberapa bagian. First, terdapat peningkatan kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Second, sebagian besar masyarakat percaya bahwa Polri akan bertindak netral dan tidak memihak salah satu calon presiden dalam Pemilu 2024. Third, data menunjukkan meskipun kekerasan terhadap perempuan dan anak masih mengkhawatirkan, publik masih cukup puas dengan kemampuan pemerintah dalam menghadirkan rasa aman bagi perempuan dan anak. Fourth, terkait dengan dinamika menjelang Pemilihan Presiden tahun 2024, dukungan masyarakat mengerucut pada tiga nama, yaitu Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan. Dalam pertanyaan terbuka maupun pertanyaan simulasi 3 tokoh, Ganjar Pranowo mengungguli Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. Sementara terkait pemilihan legislatif, PDI-P menjadi partai yang paling banyak dipilih apabila pemilu dilakukan hari ini.

Usai paparan temuan survei, acara dilanjutkan dengan sesi diskusi bersama para narasumber yang hadir. Pada kesempatan pertama, Peneliti Senior Populi Center Ratri Istania menyatakan, dibalik kondisi semakin mengkhawatirkannya kekerasan terhadap perempuan dan anak di Indonesia, terdapat persoalan keterwakilan politik perempuan yang kurang menggembirakan sebagai imbas dari sistem pemilihan yang berlaku saat ini. Sehingga agenda untuk memperbaiki kondisi perempuan tidak pernah maksimal.

Menyikapi temuan survei, Ketua DPP Gerindra Dahnil Azhar Simanjuntak menyoroti bahwa ‘bahan dasar’ atau komposisi masyarakat Indonesia berdasarkan tingkat pendidikan hari ini sesuai dengan sampel survei Populi. Partai Gerindra menyadari hal tersebut, dan karenanya Prabowo Subianto, yang merupakan calon presiden dari Partai Gerindra, memberikan perhatian khusus untuk memperbaiki kondisi pendidikan Indonesia, terutama mengingat tantangan persaingan global di masa mendatang yang menekankan mutu sumber daya manusia.

Bagi narasumber dari Partai Perindo, Ferry Kurnia Rizkiyansyah, konteks cawe-cawe Presiden Jokowi pada pemilu mendatang perlu dilihat sebagai upaya menghadirkan kontinuitas pembangunan yang menjadi legacy-nya, terutama pembangunan infrastruktur dan Ibu Kota Negara. Ia juga memberikan catatan yang perlu diperhatikan, terutama soal program bantuan sosial sebagai program yang paling perlu diteruskan oleh pemerintahan selanjutnya. Wakil Ketua Umum Perindo tersebut berharap ke depannya bantuan sosial yang diberikan tidak berujung pada terciptanya relasi ketergantungan oleh masyarakat kepada pemerintah. Hal ini perlu diantisipasi mengingat ke depan Indonesia akan mengalami bonus demografi, sehingga jangan sampai mengalami middle income trap. Terkait dengan posisi Perindo saat ini, dirinya cukup optimis partainya dapat meraih dukungan yang cukup di sisa waktu yang ada, sebab undecided and swing voters masih cukup besar.

Anggota Fraksi PKB, Syaiful Huda, mengomentari soal kondisi demokrasi  di Indonesia. Terlepas dari penilaian baik mengenai jalannya demokrasi sebagaimana temuan survei Populi Center, ia melihat saat ini kelompok-kelompok masyarakat sipil sebagai elemen penting dalam hal kontrol terhadap pemerintah sedang dalam kondisi yang lemah. Oleh sebab itu, saat ini partainya sedang memikirkan skema dana abadi demokrasi yang dapat diarahkan pada penguatan masyarakat sipil. Terkait dengan dinamika capres, ia melihat persaingan masih bersifat dinamis sebab di antara tiga tokoh yang ada, belum satupun yang mendapat dukungan dominan hingga 40 persen. Sehingga berbagai kemungkinan masih bisa terjadi. Begitu juga dengan posisi partainya, ia cukup optimis PKB masih bisa lebih baik lagi apabila Muhaimin Iskandar telah resmi menjadi capres atau cawapres. Sebab dalam beberapa kali perhelatan pemilu, Jawa Timur menjadi provinsi penentu, dan Cak Imin memiliki modal basis pemilih yang besar di sana.

Di sesi akhir, masing-masing narasumber memberikan pernyataan penutupnya. Bagi Ratri Istania, yang juga merupakan pengajar STIA LAN Jakarta, kaum perempuan merupakan penerima program bantuan sosial, dan karenanya tidak mengherankan kepuasan terhadap Pemerintahan Jokowi tinggi, dan kepuasan terhadap demokrasi cukup baik. Oleh karena itu, pemilu mendatang menjadi penentu jumlah anggota legislatif perempuan. Sementara bagi Dahnil Simanjuntak, capres Prabowo Subianto berkomitmen memastikan kebijakan Presiden Jokowi dapat berlanjut. Terlebih Prabowo merupakan bagian dari pemerintahan saat ini, dan telah menyatakan akan terus mengawal paruh kedua pemerintahan Presiden Jokowi hingga akhir. Narasumber dari Perindo Ferry Kurnia menegaskan komitmen partainya untuk menjadikan pemilu sebagai kompetisi yang sehat, dengan mengusung tema politik riang-gembira. Baginya, capres yang ada perlu mengedepankan dialog yang sehat berupa adu program sehingga masyarakat dapat terhindar dari politik kebencian yang memecah-belah. Terakhir, Syaiful Huda dari PKB menyebut, capres atau cawapres yang akan diusung partainya ialah sosok yang akan menjaga kesinambungan. Ketua Komisi X DPR RI tersebut juga berharap dalam pemilu nanti terdapat lebih dari dua pasang calon demi menjaga kesehatan demokrasi.

 

contact person:
Hartanto Rosojati (Researcher, Populi Center)
0812-2859-9876

Unduh Rilis Media Survei Nasional Juni 2023

Unduh Rilis Media

Share:

Facebook
Twitter
WhatsApp
E-mail
Print
Post

Related Posts

en_USEnglish